Selasa, 06 Maret 2012
*~* SALAMAN *~*
"Assalamu'alaikum" bisik muhsin mengakhiri rakaat terakhir shalat nya. Di belakang nya Hasanah mengucap lafadz yang sama. Shalat jemaah usai.Sperti biasa, sejak ia dinikahi Muhsin, hasanah meraih tangan suaminya, disalami dan diciumnya. "Bang, boleh tidak saya bertanya?" desis nya stelah kedua nya usai berzikir. "Tentu saja, masalah apa?".
"Salaman..."
"Salaman? ada apa? mengapa?"
"Kaum feminisme menganggap salaman sperti tadi adalah bukti pelecehan terhadap perempuan. Mengapa istri harus meraih dan mencium tangan suaminya? mengapa tidak sebaliknya? Bukankah itu tanda perempuan lebih rendah dari laki laki? bagaimana tanggapan abang?"
"Oh itu toh, Dik Hasanah. Apakah abang pernah memerintah adik berbuat demikian?"
"Tidak"
"Atau menganjurkannya?"
"Tidak"
"Mengapa adik melakukannya?"
"Ng,,,, mengapa ya? Mungkin pertama, saya sering melihat ibu melakukan hal yang demikian terhadap Bapak. Kedua, naluri saya sebagai istri memerintahkan saya berbuat demikian. ketiga, saya lihat abang senang menerimanya. Saya bahagia jika suami merasa gembira dengan sesuatu yg saya perbuat."
"Adik merasa direndahkan?"
"Tidak"
"Sebenarnya inti yang adik tanyakan adalah salaman. Walaupun salaman mulanya dilakukan penduduk Yaman, Rasulullah SAW mentradisikannya dikalangan kaum muslimin. bahkan Beliau menyatakan, 'Tiada dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan melainkan diampuni dosa keduanya sebelum berpisah.' Salaman adalah lambang perdamaian"
"Mencium tangan?"
"Itu dilakukan para sahabat kepada Rasulullah"
"jadi, salaman adalah sebuah tradisi kebaikan ya bang?"
"Ya, Rasulullah mengingatkan kaum muslimin untuk tidak meremehkan suatu kebaikan. apalagi kepada istri."
"itukah alasan abang menerima uluran tangan saya?"
"Benar, bukan rasa kebanggan ku menjadi suami, saya menerima uluran tangan itu juga bukan karna saya merasa lebih baik dari adik, Abang sadar bahwa keTaqwaanlah yang menjadi kemulyaan seseorang. sedang taqwa dan iman itu bisa naik dan turun. suatu saat, boleh jadi keadaan Abang lebih baik dri adik. pada saat yang lain boleh jadi Abanglah yang butuh dorongan dan nasehat dari Adik."
"Abang adalah pemimpin saya, saya yang perlu meraih dan mencium tangan Abang. ini upaya kebaikan yang bisa saya lakukan."
"Jazakillaahi khairan. Sesungguhnya lurusnya jalan saya sebagai suami dan ketaatan Adik sebagai istrilah yang menjadi tulang punggung keberhasilan kepemimpinan keluarga ini. mengenai salaman, tidak ada salah nya jika suatu saat nanti saya yang meraih dan mencium tangan Adik. Namun kenyataan nya, adiklah yang selalu mendahului saya."
"Saya ridho."
^^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar