NABI MUHAMMAD (571 M - 634 M)
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad
menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama
Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh,
tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih
tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di
dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di
pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik
bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak
selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang
paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu
pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi
sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa
Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua
puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun,
sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk
keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama
tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil
pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah
Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa,
yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad
yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan
memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas
pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia
mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut,
penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun
622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara
Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang
cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting
bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut,
dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat
memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang
sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan
bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan
ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah
selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan
luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala
Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif
seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai
prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak
dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu
sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang
mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama
dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan
Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan
dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru
Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran
Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak
bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang
membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria,
dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran
Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang
amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan
sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak
menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah
menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka
membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan
Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan
membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang
masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat
negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu,
hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai
dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang
dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah
empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan
dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya
pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat
permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam,
merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah
melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh
orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran
kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai
utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad
lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam
bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara
serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor
pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu
menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap
sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya
pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa
penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika
diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya
dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan
menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang
jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting
dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani.
Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika
Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi
Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab
terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan
moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan
wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian
terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih
hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah
dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan
Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan.
Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran
Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum
Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani,
pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan
pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam
dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama,
tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad
bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan,
selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab,
pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja
berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang
mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa
membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada
di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan
bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk
menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad.
Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13
yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih
luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa
membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa
Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan
yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang
rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi
juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral
Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar
kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam
dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di
abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi
-tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat
sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka
masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri
berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam
sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah
barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang
mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang
dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam
sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya
kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat
pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti
pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
0 komentar:
Posting Komentar